Dalam dunia astronomi, roket berperan secara tidak langsung untuk mendapatkan data benda-benda langit secara lebih lengkap. Pengamatan astronomi landas bumi dengan menggunakan teleskop optik memiliki kendala yaitu tidak bisa digunakan jika cuaca kurang mendukung, misalnya berawan atau hujan.
Dari kendala inilah para ilmuwan khususnya negara-negara maju mengembangkan teleskop landas angkasa yang mengorbit bumi. Teleskop ini dibawa ke orbitnya yang berada di luar angkasa menggunakan roket. Tidak hanya mengirimkan teleskop, roket bahkan digunakan untuk perjalanan luar angkasa baik berawak maupun tidak berawak. Misinya pun beragam, mulai dari sekedar melintas planet (fly-by) untuk mendapatkan gambar objek dari dekat, mengobit planet, hingga mendarat dan melakukan penjelajahan di planet lain maupun satelitnya.
Lomba roket buatan sendiri di SD Santa Ursula. Kredit : ls
Prinsip dasar roket merupakan implementasi dari perubahan momentum serta Hukum III Newton mengenai aksi-reaksi. Dalam dunia pendidikan, berbagai percobaan bisa dilakukan untuk memahamkan kepada peserta didik mengenai prinsip dasar roket mulai dari percobaan yang sederhana menggunakan tabung bekas roll film, sampai pada pembuatan roket menggunakan botol-botol bekas minuman bersoda. Alat peluncur (launcher) pun beragam mulai dari menggunakan karet keras yang dihubungkan langsung ke botol, sampai pada alat peluncur yang lebih kompleks. Di beberapa negara seperti Jepang, alat peluncur instan dan noozle (penghubung badan roket dengan launcher) diproduksi secara masal. Tentu saja hal ini sangat memudahkan masyarakat Jepang pada khususnya untuk mempraktikan peluncuran roket air di tempat mereka sendiri. Bagi yang tidak ingin repot-repot, produk instan ini dapat pula dipesan melalui media internet.
Bagi yang ingin membuat sendiri, tidak masalah! Kita bisa mengakses beberapa website berbahasa Inggris yang memberikan penjelasan tentang bagaimana cara membuat launcher sendiri. Tentu saja dengan berbagai model yang beragam. Beberapa kendala terkadang dijumpai salah satu diantaranya ketiadaan bahan yang dipakai launcher bikinan luar negeri ini karena bahan tersebut tidak tersedia di Indonesia. Dari alat peluncur yang pernah penulis buat, penulis mencoba membukukan proses pembuatan launcher dalam sebuah buku versi e-book yang dapat diunduh pada website langitselatan ini. Bahan-bahan yang digunakan dalam buku panduan pembuatan roket air seluruhnya relatif mudah diperoleh di Indonesia.
Selain dapat dimanfaatkan oleh pendidik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, percobaan memanfaatkan roket air juga menarik untuk dikompetisikan dalam bentuk lomba. Kriteria pun bermacam-macam mulai dari ketepatan target, keindahan bentuk roket, lama/durasi roket mengudara, sampai pada jarak terjauh yang mampu dicapai roket. Kompetisi ini pun sudah sering dilakukan bahkan sampai tingkat dunia. Untuk tingkat sekolah dasar, penulis pernah mencoba membuat lomba di SD Santa Ursula Bandung sekitar Maret 2009 lalu atas permintaan dari salah seorang pendidik di sekolah tersebut. Antusiasme peserta sangat terasa terutama saat peluncuran roket buatan mereka sendiri. Tingkat kesulitan dapat ditambah seiring dengan usia peserta didik.
Bagi yang tertarik membuat sendiri, tidak ada salahnya mencoba membuat alat peluncur dan badan roketnya. Selamat mencoba!
Buku Panduan Membuat Roket Air dapat diunduh di sini
Disini adalah kumpulan tugas-tugas,materi sekolah saya.
Rabu, 23 Maret 2011
Roket Air
Diposting oleh
Hujan AIr
di
23.26
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
jam
Blog Archive
Connect With Us
Sample text
Instructions
Total Tayangan Halaman
Diberdayakan oleh Blogger.
Recomended
Entri Populer
-
Monyet Klasifikasi ilmiah Kerajaan :Animalia Filum :Chordata Kelas :Mam...
-
Rangkaian Seri RLC Arus AC (E7) Arda Bayu Apriliawan , Linahtadiya Andiani , Bachtera Indar...
-
2.Teori Organik (Biogenesis) Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil yang p...
-
Menurut penyelidikan ahli purbakala, Dr. J. L. Brandes , Bangsa Indonesia memiliki 10 unsur budaya asli, yaitu : Kepandaian bersawah A...
-
Pengaruh Adanya Kegiatan PIB (Program Intensif Belajar) Acara :Diskusi Bersama Hari :Kami...
-
1. Cahaya polikromatik Cahaya matahari dan cahaya lampu yang kita lihat sehari-hari merupakan cahaya putih. Disebut demikian karena ...
-
Dampak Globalisasi 1.Dampak globalisasi dalam bidang ekonomi, antara lain : Globalisasi dan liberalisme pasar telah menawarkan alternatif b...
-
program WriteName; var i : Integer ; {variable to be used for looping} Name : String ; {declares the varia...
-
Banyak orang berpikir untuk dapat menjadi seorang astronom haruslah memiliki “ilmunya”, bahkan harus memiliki sebuah teleskop sebagai “mata”...
-
Pengantar Dalam kehidupan sehari-hari dirimu pasti sering mendengar atau menggunakan kata “usaha” dan “energi”. Kata “usaha” yang seri...
About Me
Followers
Cari Blog Ini
Top 5 Minggu Ini
-
Menurut penyelidikan ahli purbakala, Dr. J. L. Brandes , Bangsa Indonesia memiliki 10 unsur budaya asli, yaitu : Kepandaian bersawah A...
-
~ Bahan Bakar Air Bisa Mengurangi Penggunaan BBM Bahan Bakar Air, Kenapa Tidak? Keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar m...
-
Rangkaian Seri RLC Arus AC (E7) Arda Bayu Apriliawan , Linahtadiya Andiani , Bachtera Indar...
0 komentar:
Posting Komentar